Hari itu Minggu, 4 Agustus 2024.
Menjadi hari pertama bagi aku dan Damar menjalankan program Minggu Susu Yayasan Tebar Senyum Indonesia.
Rencana awalnya kami membagikan susu pagi hari saat banyak orang sedang beraktivitas, sekitar jam 7. Namun qadarullah aktivitas baru bisa dijalankan pukul 10:30 WIB.
Aku pergi ke rumah Damar karena susunya ada di rumahnya. Dengan mengendarai motor kami berkeliling ke berbagai lokasi untuk mencari anak-anak yang bisa diberikan susu.
Kami berkeliling hingga adzan Dzuhur tiba. Kami makan siang sebentar lalu kembali ke daerah rumah Damar untuk pergi ke Masjid PPBI. Sebenarnya nama sebenarnya bukan PPBI namun entah mengapa dia menyebutnya PPBI.
Setelah menunaikan sholat Dzuhur di sana, kami sempat berdialog.
“Mar susu sisa berapa?”
“7 mar.”
“Sekarang jam berapa?”
“Jam 1 lewat.”
“Apa nanti sore aja kita bagiinnya?”
Kataku seperti itu karena aku merasa bahwa di daerah itu tidak begitu banyak anak kecil ditambah cuaca di siang hari tersebut cukup panas.
Namun Damar berkata,
“Gapapa sekarang aja, barangkali nanti di jalan kita ketemu kan.”
Sejujurnya aku ragu karena jarak dari masjid ke rumahnya tidak sampai 5 menit mengendarai motor, mungkin hanya 3 menit. Dan dengan jarak sedekat itu, cuaca siang yang panas dan kondisi lingkungan yang komplek, sepertinya tidak ada anak-anak yang berkeliaran.
Karena memang destinasi selanjutnya pulang ke rumahnya maka aku iya kan.
Di tengah perjalanan, hanya 1 menit kira-kira setelah meninggalkan masjid, dari kejauhan ada segerombolan anak-anak yang sedang menaiki sepeda di sebelah kiri jalan.
“Sal tuh ada anak-anak.”
“Iya mar.”
“Tapi kayaknya banyak deh, susunya tinggal 7 nanti kurang.”
“Eh mar tapi itu beneran 7 jumlahnya.”
“Eh iya deh 7, yaudah panggil aja.”
Kemudian kami pun membagikan susu tersebut dan habis.
Aku dan Damar tertawa sepanjang perjalanan dari pembagian susu terakhir hingga ke rumahnya.
“Gokil terkabul omongan lo.”
“Makanya sal ngomong yang baik-baik aja, beneran kan kejadian hahahaha.”
.
.
.
Hari itu aku belajar darinya untuk bicara yang baik-baik, untuk berharap yang baik-baik, karena mungkin saja dalam waktu singkat omongan dan harapan yang dikatakan itu dapat terwujud, Allah lebih tahu kapan waktunya.
Sebenarnya pengalaman terkait ngomong yang baik-baik ini terjadi 3 kali dan salah satunya terjadi pada Minggu, 4 Agustus 2024 lalu saat kami membagikan susu.
Insya Allah lain waktu akan ku ceritakan 2 kisah lainnya.
Hari itu aku banyak belajar,
Tentang ngomong yang baik,
Tentang berharap yang baik,
Tentang rencana yang tidak sesuai rencana awal namun tetap dijalankan,
Aku bersyukur akan momen-momen tersebut.
Lewatnya Allah ingin mengajarkan ku sesuatu yang seringkali sulit dilakukan ketika aku sendiri.
Semoga kebaikan ini terus berlanjut dan tersebar manfaatnya.
🙂
Minggu, 11 Agustus 2024
23:14 WIB
Di kamar